fbp unas

Mahasiswa Inventarisasi Primata Langka di Gunung Sanggabuana

Mahasiswa FSP LUTUNG, berkegiatan  empat hari mengamati populasi primata di wilayah Gunung Sanggabuana, Karawang.

KARAWANG (FBP- 3/11 ). Selama empat hari sejak 31 Oktober hingga November,  Mahasiswa Badan Semi Otonom (BSO) Forum Studi Primata “LUTUNG” bekerjasama dengan SCF (Sanggabuana Conseration Foundation),  melakukan monitoring untuk menemukan angka populasi serta  inventarisasi terkait keberadaan primata . Kawasan Gunung Sanggabuwana, Karawang, dikenal juga sebagai destinasi wisata alam dan wisata religi.

Lihat: HIMABIO

Pengamatan dilakukan dengan dua waktu yang berbeda, yakni diurnal (pagi-siang hari) dan nokturnal (malam hari). Pada sesi pengamatan diurnal, tim melintasi jalur-jalur utama seperti Kajayaan-Tanjakan 2 jam, Kajayaan-Burahol, serta Curug Cigentis. Sedangkan pengamatan nokturnal dilakukan di lokasi-lokasi seperti Cipiit, Pandedomas, Curug Cigentis, dan Jayanti.

Trachypithecus auratus
Macaca fascicularis
Nycticebus javanicus

 

 

 

 

 

Spesies Primata Langka
Tim berhasil menemukan sejumlah spesies primata yang termasuk dalam daftar satwa langka, antara lain surili (Presbytis comata), owa jawa (Hylobates moloch), lutung (Trachypithecus auratus), dan kukang (Nycticebus javanicus) serta ditemukan juga primata monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Dengan ditemukannya kelima spesies primata yang ada di Jawa ini, data terkini menunjukkan keberagaman fauna yang masih ada di kawasan ini . Sebagai hasil dari kegiatan ini, tim berharap data yang diperoleh dapat menjadi acuan penting dalam pemantauan kondisi habitat dan jumlah populasi primata di Gunung Sanggabuana serta di wilayah sekitarnya.

Hylobates moloch
Presbytis comata

Kegiatan monitoring ini sangat penting dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan populasi serta kondisi habitat primata, yang juga menjadi daya tarik wisata di daerah ini. “Harapan kami, data yang terkumpul dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang keberlanjutan kehidupan primata di kawasan ini dan menjadi dasar laporan yang bermanfaat untuk konservasi lebih lanjut.” kata Feriska Lindayu, ketua “LUTUNG” FSP.

Baca Juga  The International Conference and Workshop (ICW) with The 8 Indonesia Biotechnology Conference (IBC), Bali 2023
Mahasiswa makan  bersama dengan seluruh anggota dan pihak SCF

Diharapkan kegiatan monitoring ini tidak hanya membantu dalam upaya pelestarian alam, tetapi juga pengetahuan untuk mendukung pengembangan wisata alam yang berbasis pada konservasi, serta memberikan informasi yang berguna untuk pengelolaan kawasan wisata di masa depan. Dengan semakin berkembangnya program penelitian dan pengembangan ini, diharapkan Gunung Sanggabuana dapat terus menjadi contoh kawasan wisata yang ramah lingkungan dan mendukung keberlanjutan hidup satwa liar, khususnya primata yang ada di dalamnya.

#Biologi #LutungFSP #UniversitasNasional #UNAS #Primata

| Berita Terbaru