Jakarta (UNAS) – Dalam rangka memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia pada tanggal 22 Mei, Program Studi Biologi Universitas Nasional (UNAS) mengadakan seminar bertajuk ‘Biodiversity for Mental Health’, di Exhibition Room UNAS, Selasa (27/05). Kegiatan ini diikuti oleh siswa SMA, mahasiswa, guru, dosen, NGOs, dan masyarakat umum.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Biologi dan Pertanian (FBP) UNAS, Dr. Fachruddin M. Mangunjaya, M.Si., mengatakan, seminar ini dihelat guna meningkatkan kesadaran pentingnya keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia dan planet ini.

“Melalui tema yang diangkat, kami juga menekankan pentingnya menjaga dan memanfaatkan keanekaragaman hayati secara berlanjutan demi kesejaheraan manusia, termasuk bagi kesehatan mental,” ucapnya.
Selain itu, lanjut Fachruddin, seminar ini juga merupakan bentuk promosi FBP UNAS ke masyarakat, dimana Prodi Biologi sangat concern terhadap pentingnya kehadiran keanekaragaman hayati, dan bagaimana hubungannya dengan pembangunan berkelanjutan.
“Masyarakat juga bisa melihat ternyata keanekaragaman hayati memiliki hubungan dengan kesehatan mental. Misalnya, adanya taman-taman di perkotaan penting untuk mereduce stress dan healing,” ucap Ketua Pusat Pengajian Islam (PPI) UNAS itu.
Senada dengan hal tersebut, Co-Chair IUCN IdSSG & Fellow Center for Transdiciplinary and Sustainability Sciences, IPB Sunarto, Ph,D., menuturkan bahwa KEHATI dan urban wilderness memiliki peran yang penting bagi masyarakat di perkotaan.
“Kehidupan budaya yang dinamis bagi masyarakat kota kadang bisa membuat stress dan terputusnya hubungan masyarakat dengan alam, oleh karena itu KEHATI dan urban wilderness memiliki peran yang penting,” tuturnya.
Sunarto melanjutkan, KEHATI atau anekaragam kehidupan memiliki kunci bagi kesehatan mental masyarakat kota karena adanya proses alami dan kesempatan masyarakat untuk berinteraksi dengan alam. Misalnya melalui ruang hijau, hutan kota, atau kebun komunitas.
“Masyarakat juga bisa melakukan gotong royong dan aksi untuk kehidupan yang lebih sehat dengan meluangkan waktu berinteraksi dengan alam, mendukung insiatif taman lokal dan ruang hijau, menjadi sukarelawan pembersihan lingkungan, serta memanfaatkan ruang hijau alami sebagai infrastruktur penting untuk kesehatan,” pungkasnya.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan presentasi materi mengenai Implementasi KMGBF di Indonesia: Tantangan dan Peluang yang disampaikan Guru Besar FBP UNAS, Prof. Dedi Darnaedi, serta dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab.
Dalam kesempatan ini, UNAS juga turut memperpanjang kerjasama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia tentang Pembentukan Basis Permanen/Jaringan Biodiversity Warriors. (NIS)