fbp unas

SBL 2024: Menggali Rahasia Alam di Kampung Citalahab

SUKABUMI (FBP-UNAS, 18/10). Mahasiswa Biologi Unas, tekun menjadi terlaltih di lapangan agar cekatan dan professional. Kali ini, Mahasiswa Biologi Angkatan 2022 melakukan kegiatan studi biologi lapangan di Kampung Citalahab Central, Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dari  14-18 Oktober 2024.  Kegiatan ini diikuti oleh peserta dengan minat di bidang herpetologi, entomologi, primatologi, mikologi, dan etnobotani lalu dilanjutkan dengan seminar perolehan hasil mahasiswa.

Studi Biologi Lapangan (SBL) merupakan kegiatan rutin mahasiswa Prodi Biologi UNAS dengan  rangkaian kegiatan berupa pengambilan data di lapangan, lalu presentasi seminar hasil. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mengasah kemampuan peserta dalam melakukan pengamatan di lapangan dan menyusun laporan sebagai hasil dari observasi yang dilakukan. Selama lima hari, peserta terlibat dalam serangkaian aktivitas yang meliputi pengamatan langsung terhadap flora dan fauna, pengambilan data, serta diskusi kelompok untuk memperdalam pemahaman mengenai ekosistem setempat.

 Panitia Pelaksana SBL Tahun 2024

Peserta dibagi ke dalam kelompok sesuai dengan bidang minat mereka, yang memungkinkan mereka untuk fokus pada spesies dan ekosistem yang relevan. Setiap kelompok terdiri dari mahasiswa yang memiliki ketertarikan yang sama, sehingga mereka dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman selama kegiatan. Dengan bimbingan dosen dan ahli di bidangnya, peserta mulai melakukan pengamatan langsung di lapangan.

Beberapa contoh dokumentasi flora dan fauna di Citalahab, TN Gunung Halimun, Salak.

Kelompok Herpetologi berfokus pada reptilia dan amfibia, mencari spesies seperti katak dan ular yang bersembunyi di antara dedaunan dan batuan. Mereka belajar tentang habitat spesies tersebut, serta peranan mereka dalam ekosistem.Sementara itu, kelompok Primatologi menjelajahi area yang lebih tinggi, mencari jejak primata yang mungkin bersembunyi di pohon-pohon. Mereka tidak hanya mengamati perilaku primata, tetapi juga mencatat interaksi sosial di antara kelompok mereka. Diskusi yang hidup berlangsung di antara peserta, membuka pemahaman baru tentang perilaku sosial dan kebiasaan makan primata.

Kelompok Mikologi memfokuskan pengamatan pada berbagai jenis jamur yang tumbuh di area lembab. Mereka mendokumentasikan bentuk dan warna jamur, serta mencatat habitat di mana mereka ditemukan. Peserta belajar tentang pentingnya jamur dalam ekosistem sebagai dekomposer dan simbiosis yang mereka jalin dengan tanaman.

Baca Juga  Dosen Biologi Unas Berikan Penyuluhan Arthropoda Vektor Penyakit dan Kesehatan Lingkungan di Jakarta Timur

Lihat Berita Terkait:  SBL Supaya Cerdas dan Cekatan di Lapangan

Di sisi lain, kelompok Entomologi melakukan survei terhadap serangga yang ada di sekitar mereka. Dengan alat pengumpul serangga, mereka mencari dan mengidentifikasi berbagai spesies, mencatat peran serangga tersebut dalam penyerbukan dan siklus kehidupan tanaman. Pengalaman ini memberi mereka wawasan mendalam tentang keanekaragaman hayati dan interaksi antar spesies.

Kelompok Etnobotani melakukan pengamatan terhadap tanaman yang digunakan oleh masyarakat lokal. Mereka berbincang dengan penduduk setempat untuk memahami bagaimana tanaman tertentu dimanfaatkan untuk obat dan makanan. Peserta tidak hanya belajar tentang flora, tetapi juga tentang hubungan budaya yang mendalam antara manusia dan alam.

Selama kegiatan ini, peserta mendokumentasikan temuan mereka dengan teliti. Catatan lapangan, foto, dan sampel yang diambil akan menjadi bahan penting untuk laporan akhir. “Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis, tetapi juga memperkuat keterampilan analitis dan penelitian mereka,” kata Ketua Himabio Karina Mutiara Amirah, menjelaskan.  Menurutnya, peserta juga harus menyampaikan hasil penelitian mereka dalam bentuk laporan, yang akan diuji dalam seminar SBL. Diharapkan, kegiatan ini dapat meningkatkan keterampilan analitis dan penelitian mahasiswa, serta memperkuat pemahaman mereka tentang pentingnya konservasi dan pengelolaan sumber daya alam.

Pengalaman berharga ini diharapkan akan membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk presentasi dan seminar yang akan datang, sekaligus membangun rasa tanggung jawab terhadap pelestarian keanekaragaman hayati. Dengan semangat kolaboratif, peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi dan komitmen untuk belajar, menjadikan kegiatan studi biologi lapangan di Kampung Citalahab Central sebagai pengalaman berharga dalam perjalanan akademik mereka.

Seminar hasil SBL
Selain belajar dalam pengambilan data langsung ke lapangan, peserta juga belajar dalam pengolahan data sampai pada akhirnya, laporan yang dibuat diseminarkan pada tanggal 18 Oktober 2024. Seminar Studi Biologi Lapangan berlangsung di ruang Seminar Blok.1 Lt.3 Universitas Nasional, dimulai pukul 08.00 WIB. Kegiatan ini dibuka dengan sambutan dari Ketua Pelaksana Ananda Qotrunnada dan Ketua Himabio Karina Mutiara Amirah yang diwakili oleh Dini Agustin W. Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Dekan Fakultas Biologi dan Pertanian, Dr. Fachruddin Majeri Mangunjaya, M.Si.

Baca Juga  Ulas Teknologi Remote Sensing, Profesor dari UPM Berikan Kuliah Umum kepada Mahasiswa Agroteknologi
Peserta  seminar SBL 2024 yang dilakukan pada tanggal 18 oktober di Kampus UNAS Pejaten,

Seminar  hasil penelitian dilakukan  berbagai kelompok, di antaranya:

Kelompok Herpetologi, distribusi herpetofauna pada Kampung Citalahab Sentral terdapat empat spesies yang tersebar di ketiga transek, yaitu Chalcorana chalconota, Limnonectes microdiscus, Wijayarana masonii, dan
Cyrtodactylus marmoratus. Ditemukan 12 jenis herpetofauna yang terdiri dari 8 jenis amfibi dan 4 jenis reptil, semuanya dengan status Least Concern menurut IUCN. Data Lingkungan: Suhu udara berkisar antara 22,1 – 29,7°C, kelembaban udara dan tanah 38 – 74%, serta pH tanah 5 – 6,9.

Kelompok Entomologi, teridentifikasi 65 spesies kupu-kupu dengan variasi signifikan di antara habitat pekarangan, hutan tertutup, dan hutan terbuka. Habitat pekarangan menunjukkan keanekaragaman spesies yang lebih tinggi.

Kelompok Primatologi, tiga spesies primata ditemukanTiga spesies primata ditemukan pada Kawasan Riset Cikaniki-Citalahab, TNGHS yaitu Owa jawa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comata), lutung jawa (Trachypithecus mauritius), dengan Lutung jawa memiliki kepadatan tertinggi. Selain mengambil data distribusi primata, kelompok ini juga mengambil data Struktur Pohon, dimana pada Jalur A memiliki pohon yang lebih tinggi namun dengan diameter batang lebih kecil, sedangkan Jalur B lebih beragam dengan diameter batang yang lebih besar.

Kelompok Mikologi, ditemukan 110 jenis jamur makro dengan potensi sebagai bahan pangan dan obat. Jalur Warga menunjukkan keanekaragaman yang lebih tinggi dibandingkan jalur Cikaniki.

Kelompok Etnobotani, teridentifikasi 90 spesies tumbuhan dari 43 famili yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk berbagai keperluan, seperti obat, pangan, dan kerajinan.

Seminar ini tidak hanya memberikan wawasan mendalam mengenai keanekaragaman hayati di Kawasan Citalahab, tetapi juga memperkuat kolaborasi antara mahasiswa dan akademisi dalam penelitian lapangan. Kegiatan ini diharapkan dapat berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan dan pengembangan potensi sumber daya alam.

`- Biology Creative Team, Frs/MRC.

#SBL2024 #StudiBiologiLapangan #KeanekaragamanHayati #Herpetologi #Entomologi #Primatologi #Mikologi #Etnobotani #PenelitianLapangan #Biodiversitas #PelestarianLingkungan #ProdiBiologi #BiologiUNAS

| Berita Terbaru