fbp unas

BW KEHATI & BIOLOGI UNAS: AJAK PELAJAR MENGENAL KEHATI DAN RESTORASI

 

Bandung, 28/11/2024 – Biodiversity Warrior KEHATI UNAS bersama Himpunan Mahasiswa Biologi (Himabio) serta Badan Semi Otonom (BSO) Biological Bird Club (BBC) “Ardea” dan Kelompok Studi Ekologi Perairan (KSEP) mengajak pelajar dan siswa/i untuk belajar mendata keanekaragaman hayati serta menanam pohon endemik dalam memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) di Blok Malaberes, kawasan PPTK Gambung, Desa Mekarsari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung.

 

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pohon bagi lingkungan. Pohon berperan besar dalam menjaga ekosistem, mulai dari memproduksi oksigen, menyerap polutan seperti karbon dioksida, hingga menyediakan habitat bagi satwa liar. Satwa liar sendiri memainkan peran vital dalam ekosistem, seperti menjaga keseimbangan rantai makanan, membantu penyerbukan, dan menjadi “petani hutan” yang menyebarkan biji tanaman. Namun, minimnya kesadaran masyarakat membuat banyak hutan kehilangan fungsinya karena alih guna lahan.

Sebanyak 200 bibit pohon endemik ditanam dalam kegiatan ini, dengan harapan dapat memulihkan lahan yang dialihfungsikan oleh manusia untuk berbagai kepentingan. Tak hanya itu, kegiatan inventarisasi keanekaragaman hayati flora dan fauna di Kampung Papakmanggu, Desa Cibodas, Kecamatan Pasirjambu juga dilakukan dengan melibatkan pelajar dari SMAN 1 Ciwidey, SMA YMIK 2, dan SMA Putra Bangsa dengan harapan dapat menumbuhkan rasa peduli dan tanggung jawab generasi muda terhadap lingkungan, terutama terhadap kekayaan hayati di Indonesia.

Gambar 2. Proses penanaman pohon di blok Malaberes, kawasan PPTK Gambung

Public Relations and Education Outreach Manager Yayasan KEHATI Muhammad Syarifullah, menyatakan bahwa menanam pohon adalah bentuk amal jariyah yang manfaatnya terus mengalir, baik untuk manusia maupun ekosistem. “Satu pohon dapat menyediakan oksigen untuk tiga hingga empat orang selama setahun. Ini adalah kontribusi sederhana untuk meminimalisir dampak pencemaran lingkungan,” ujar Syarif.“ Dalam sambutannya tersebut beliau juga mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Biodiversity Warriors Universitas Nasional merupakan aksi nyata dalam mengatasi dampak perubahan iklim. Dipilihnya lokasi penanaman di daerah Kampung Papakmanggu ini dengan tujuan agar para peserta yang merupakan generasi muda dapat belajar dari sosok inspiratif seperti Eyang Memet.

Baca Juga  Kickstart Perkuliahan! Mahasiswa Baru Magister Biologi Siap Melangkah di Semester Ganjil 2024/2025

Pada kesempatan ini, kegiatan tersebut diisi oleh narasumber yaitu Memet Ahmad Surahman, yang akrab disapa Eyang Memet. Sebagai Ketua Yayasan Panata Giri Raharja sekaligus aktivis lingkungan, Eyang Memet menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Sejak 2006, ia berkomitmen menanam 10 pohon setiap hari, yang hingga kini telah menghasilkan 176 jenis pohon endemik. Melalui buku karyanya yang berjudul “Pustaka Pohon” ia berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk turut melestarikan lingkungan.

Gambar 3. Simbolisme pembukaan kegiatan penanaman oleh Ketua Yayasan PGR (Eyang Memet) dan pihak Yayasan KEHATI (Pak Syarif)

                                           

Selain restorasi alam, kegiatan inventarisasi keanekaragaman hayati juga dilakukan untuk memahami kondisi lingkungan saat ini. Pengamatan dilakukan siang dan malam hari, mencakup berbagai organisme seperti burung, jamur, primata, herpetofauna, kupu-kupu, serta pengamatan biota pada aliran air. Keanekaragaman hayati dapat membentuk suatu tempat yang berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan iklim.

Beragam jenis tanaman yang tumbuh di desa Gambung dapat meningkatkan ketahanan ekosistem terhadap perubahan suhu yang ekstrim. Pengambilan data dilakukan pada dua waktu yaitu pengamatan malam hari (nocturnal) 28/11/2024 dan pengamatan siang hari (diurnal) 29/11/2024. Umumnya satwa yang aktif pada malam hari ialah satwa yang bertubuh kecil yang mengandalkan indera pendengaran dan penciuman untuk mencari mangsanya, yang dimana mereka menghindari aktivitas manusia di siang hari, seperti ular, katak, dan kodok.

Gambar 4. Jamur (Entoloma sp) dan katak pohon hijau (Rhacophorus reindwartii)

 

Berdasarkan pengamatan tersebut, dijumpai beberapa spesies herpetofauna pada dua jalur pengamatan, jalur Abikarna dan jalur Cisorog yaitu, Katak serasah (Leptobrachium haseltii), Katak pohon hijau (Rhacophorus reinwardtii), Kokang kolam (Hylarana nicobariensis), Kadal (Eutropis multifasciata), Bunglon hutan jawa (Gonocephalus kuhlii), Katak tanduk (Megophrys montana), dan Cicak pohon (cyrtobaltilus sp). Adapun spesies kupu-kupu yang dijumpai yaitu, Ypthima pandocus, Ypthma sp, Lethe confusa, dan Eurema sp. Pada pengamatan burung dijumpai burung Cekakak jawa (Halcyon cyanoventris), Elang ular bido (Spilornis cheela), Walet linchi (Collocalia linchi), Tekukur biasa (Streptopelia chinensis), Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), Kapinis jarum kecil (Raphidura leucopygialis), Cinenen jawa (Orthotomus sepium), Merbah corok-corok (Pycnonotus simplex), Cabai jawa (Dicaeum trochileum), Kapinis rumah (Apus affinis) dan Tepekong jambul (Hemiprocne longipennis). Spesies flora juga ditemukan pada pengamatan kali ini, seperti Trametes Versicolor, Genoderma sp, Sarcodontia spumea dan Coprinopsis nivea.

Baca Juga  Mahasiswa Inventarisasi Primata Langka di Gunung Sanggabuana

Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya pelestarian alam. Dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pelajar hingga aktivis lingkungan, diharapkan tercipta sinergi yang berkelanjutan dalam upaya memulihkan ekosistem yang terdegradasi. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan di masa mendatang, demi mewujudkan lingkungan yang lestari dan keberlanjutan kehidupan bagi generasi mendatang.

| Popular Post

| Recent Post

| Kategori

| Berita Terbaru