Stasium Riset Cabang Panti (CP), Pontianak merupakan salah satu laboratorium alam yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Palung. Kalimantan Barat. Kawasan ini merupakan tempat dilakukan penelitian alam asli, terutama kehidupan ekologi dan ekosistem hutan hujan tropis dan perilaku primata yang ada di Kalimantan. Letak Cabang Panti, berada di kaki Gunung Palung. Dikelilingi hutan dan ekosistem dan rawa bergambut. Kawasan ini, menjadi daerah tangkapan air yang sangat penting bagi kawasan yang ada di Kalimantan Barat. Air yang terkandung di dalam hutan menjadi penangkal banjir dan stok ketika terjadi kekeringan.
Peneliti riset doktoral (PhD), Joe Edward dari Boston University (kiri) dan konterpart alumni Fakultas Biologi dan Pertanian UNAS dan UIN Jakarta
Letaknya empat jam dari Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong, Kalimantan Barat, menggunakan perahu speed boat kecil. Saya bersama dengan Dr Tatang Mitra Setia (Dekan Fabiona, 2019-2023) melakukan kunjungan singkat empat hari, 21 -25 Mei 2023.
CP dilengkapi dengan pondok pondok penelitian yang bagus, dan baru, termasuk, rumah tamu dan peneliti yang dibangun dari kayu ulin. Ada laboratorium penelitian, ruang rapat, ruang tamu untuk berdiskusi dan dapur umum. Fasilitas ini didirikan oleh Taman Nasional dan operasionalnya dibantu juga oleh Yayasan Palung.
Sedangkan Universitas Nasional, mengisi kegiatan penelitian terutama untuk orangutan liar, fenomena ekologi, ekosistem serta kekayaan flora dan fauna lainnya. Di stasiun yang jauh dari kebisingan ini, terdapat 25 peneliti dan asisten dan staf yang membantu kegiatan penelitian, yang rutin masuk ke hutan, meneliti kehidupan orangutan liar. Dari tempat ini dihasilkan skripsi sarjana, magister dan doctor (PhD), di bidang biologi, juga dihasilkan publikasi-publikasi dari jurnal bereputasi.
Kawasan ini menjadi hutan alam yang murni, dan tidak terganggu oleh obyek konservasi yang lain, semisal, upaya rehabitlitas orangutan. “Tidak ada rehabitisi orangutan dan binatang lain yang masuk kesini,” ujar Endro Setiawan, Kepala Stasiun Penelitian CP, dan juga alumni magister biologi UNAS, menjelaskan.
Menurutnya kawasan ini dapat menjadi tempat para peneliti mempelajari alam sebagai mana adanya. Endro Setiawan Riset Endro adalah tumbuh tentang tumbuhan invasive yang ada di CP.
Lihat juga: Award Student Research
Ketika saya berkunjung ke tampat ini, kami menjumpai mahasiswa Boston University, Zoe Alizabeth Alberth yang sedang melalukan penelitian PhD, untuk mendapatkan gelar doctor bidang biologi, menelitian tentang microbioma yang ada pada pencernaan orangutan liar. Penelitian dilakukan dengan membawa peralatan laboratorium yang dapat memetakan DNA mikroba usus orangutan. Zoe mendapatkan beasiswa dari Aminef, lembaga penyandang dana pendirikan yang terkena di AS.
Penelitian Zoe dibantu oleh Sdr Ziya Khoiroh (23th), Sarjana biologi Unas, yang baru saja lulus pada 2022. Ziya adalah lulusan Madrasah Aliyah atau setingkat, SMA, dari Pondok Pesantren Annuqoyah, Madura. Ada Ahmad Rizal, Ishma Fatihah yang merupakan sarjana dari biologi UIN Syarif Hidayatullah. Sedangkan Ari Marlina, merupakan sarjana Kehutanan Universitas Tanjung Pura, yang juga melakukan peneliti diantaranya mengkoleksi feses orangutan, dan mengawetkannya di laboratorium. Dengan cara ini, para peneliti muda belajar dan melakukan tranformasi sains yang bermanfaat untuk kemajuan riset kedepan.
Penelitian seperti ini adalah sedikit dari upaya riset jangka Panjang (long term research) yang diadakan dan disponsori oleh UNAS. Juga Stasiun Riset lainnya dengan Mitra Kerja Rutgers University dilakukan di Tuanan, Kalimantan Tengah. Di Statiun riset lain, seperti Suaq Belimbing, Aceh Selatan, para peneliti dari Max Plack Institute bersama mahasiswa UNAS, meneliti orangutan liar. Penelitian mereka mencatat, orangutan mengobati luka di wajah dengan tumbuhan obat yang dioleskannya. Riset ini dipublikasikan di Journal Nature.
Berita Terkait: