Mengutip berita UNAS, Karimunjawa – Center for Botanicals and Chronic Diseases (CBCD) Indonesia menyelenggarakan workshop nasional bertajuk “Eksplorasi Potensi Pemanfaatan Makroalga untuk Masa Depan Berkelanjutan” pada 5–9 Desember 2025 di Pulau Kemojan, Karimunjawa. Kegiatan ini dilaksanakan dengan dukungan tim Universitas Nasional (UNAS) yang berperan sebagai panitia pelaksana lapangan.
Workshop diikuti 39 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan dirancang untuk menggabungkan diskusi akademik, paparan riset, serta kegiatan lapangan di kawasan konservasi Taman Nasional Karimunjawa. Selain sesi kelas, peserta juga terlibat langsung dalam eksplorasi makroalga, snorkeling ilmiah, dan praktik budidaya rumput laut.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program konsorsium CBCD Indonesia yang melibatkan Universitas Nasional, Universitas Pancasila, Universitas Sriwijaya, serta Rutgers, The State University of New Jersey, Amerika Serikat. Selama lima hari, peserta mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai potensi makroalga dari aspek ekologi, kesehatan, hingga pengembangan bahan alam berkelanjutan.
Workshop dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama UNAS yang juga menjabat sebagai Koordinator CBCD Indonesia, Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt. Ia menekankan bahwa riset makroalga memiliki relevansi strategis bagi pengembangan obat, pangan fungsional, kosmetik, dan bioenergi.
Materi pengelolaan kawasan konservasi disampaikan oleh Kepala SPTN Wilayah II Karimunjawa, Isai Yusidarta, S.T., M.Sc., yang menjelaskan sistem zonasi taman nasional serta menegaskan bahwa budidaya Kappaphycus alvarezii tidak menjadi penyebab utama kerusakan terumbu karang.
Dari perspektif internasional, Prof. Ilya Raskin dari Rutgers University memaparkan peran tumbuhan dan alga sebagai biochemical factories penghasil senyawa bioaktif yang penting dalam pengembangan agen pencegah penyakit kronis. Ia juga menilai Indonesia memiliki peluang besar sebagai pusat riset bioprospeksi berbasis biodiversitas.

Pada sesi Discovering Novel Botanicals, Antonia Kaz memperkenalkan pendekatan GIBEX dengan filosofi Reversing the Flow, yang menekankan kedaulatan data dan sampel biologis negara asal. Ia menjelaskan teknologi RAMES dan Screens-to-Nature sebagai metode awal identifikasi bioaktivitas secara langsung di lapangan.

Pemateri lain, dr. Muhammad Yusran, M.Si. dari Universitas Sriwijaya, membahas potensi fukoidan sebagai kandidat terapi retinopati diabetik. Sementara itu, peneliti UNAS Atika Amalia Firdaus dan Yuninda Tri Herawati memaparkan hasil riset bioaktivitas Padina australis dan Sargassum crassifolium dari perairan Karimunjawa yang menunjukkan aktivitas antioksidan, fotoprotektif, dan potensi penyembuhan luka.
Kegiatan lapangan pada hari kedua dilaksanakan di Pulau Cemara Besar dan dipandu oleh tim profesional Taman Nasional Karimunjawa bersama Tim CBCD dari UNAS yang tergabung dalam kepanitiaan, antara lain Dr. Ir. Nonon Saribanon, M.Si.; Atika Amalia Firdaus, S.Si.; Yuninda Tri Herawati, S.Kel.; serta Astri Rozanah Siregar, S.Si., S.Pd., M.Si.

Pada sesi praktik budidaya, peserta mempelajari teknik penanaman Kappaphycus alvarezii menggunakan sistem longline dengan dua model, yaitu tali anting dan tali rafia, termasuk keunggulan dan keterbatasan masing-masing metode.
Workshop ditutup pada Senin malam, 8 Desember 2025, di Royal Ocean View Resort. Ketua Pelaksana yang juga berasal dari UNAS, Dr. Ir. Nonon Saribanon, M.Si., menyampaikan laporan pelaksanaan dan menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program kolaboratif CBCD Indonesia yang secara konsisten mendorong riset bahan alam berbasis sumber daya hayati Indonesia. (SAF)