Tim inti Universitas Nasional (UNAS) yang ditugaskan oleh Rektor UNAS untuk melaksanakan program penanaman mangrove kembali turun ke lapangan untuk melakukan monitoring tahap kedua program penanaman mangrove yang merupakan bagian dari kerja sama strategis antara UNAS dan Kedutaan Besar Malaysia. Kegiatan ini menjadi tindak lanjut dari program rehabilitasi pesisir yang telah dilaksanakan sejak pertengahan Oktober lalu dan menjadi bukti komitmen UNAS untuk mendukung restorasi ekosistem mangrove sebagai upaya mitigasi perubahan iklim.
Monitoring dilakukan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan tumbuh, kondisi ekologis, dan perkembangan vegetasi mangrove yang telah ditanam. Tim melakukan pengecekan langsung di lapangan, mendokumentasikan pertumbuhan bibit, melakukan pengukuran tinggi, jumlah daun, tingkat kelangsungan hidup, serta mencatat kondisi lingkungan seperti pasang surut, sedimentasi, dan potensi gangguan di area tanam.
Kegiatan monitoring ini dilaksanakan oleh Dekan Fakultas Biologi dan Pertanian UNAS sekaligus Ketua Program Mangrove, Dr. Fachruddin Mangunjaya, bersama tim inti yang terdiri dari dosen Program Studi Biologi, yaitu Astri Zulfa, M.Si. dan Astri Rozanah Siregar, M.Si., serta Kepala Biro Administrasi Kerjasama UNAS, Dr. Irma Indrayani. Pelaksanaan monitoring di lokasi turut dikerjasamakan dengan mitra lokal yang tergabung dalam Kelompok Kampung Bahari Nusantara. Monitoring kali ini dilakukan oleh tim UNAS secara mandiri untuk memastikan konsistensi program.
Lokasi monitoring berada di kawasan pesisir yang sebelumnya digunakan sebagai area penanaman mangrove pada kerja sama UNAS–Kedubes Malaysia. Area ini merupakan wilayah pesisir yang rentan abrasi dan membutuhkan rehabilitasi berkelanjutan. Penanaman mangrove di kawasan ini telah menjadi bagian dari upaya jangka panjang untuk memperkuat ketahanan pesisir, meningkatkan penyerapan karbon, serta menyediakan habitat bagi biota laut dan burung pesisir.
Monitoring dilaksanakan pada 19 November 2025, tepat sebulan setelah penanaman awal dilakukan. Monitoring berkala ini akan terus dilakukan untuk memastikan keberlanjutan program dan untuk memperoleh data kesehatan ekosistem secara akurat.
Mangrove berperan besar sebagai benteng alami pesisir. Mereka mampu menahan abrasi, menyimpan karbon hingga lima kali lebih besar dari hutan daratan, serta menjadi tempat berkembang biaknya berbagai organisme laut. Dengan kondisi iklim yang semakin tidak stabil, rehabilitasi mangrove menjadi upaya penting untuk melindungi kawasan pesisir dan memperkuat ketahanan ekologis.
UNAS melihat kerja sama ini tidak hanya sebagai program penanaman, tetapi juga sebagai bentuk pembelajaran nyata bagi mahasiswa dan bagian dari kontribusi universitas terhadap agenda global pemulihan ekosistem. Program ini sejalan dengan komitmen UNAS dalam mendukung praktik keberlanjutan, penelitian terapan, dan aksi nyata konservasi.
Dari monitoring tahap kedua, sebagian besar bibit mangrove menunjukkan pertumbuhan positif dengan tingkat kelangsungan hidup yang cukup tinggi. Beberapa area yang terdampak pasang-surut ekstrem dicatat sebagai titik yang membutuhkan perhatian tambahan. Tim juga menyiapkan rekomendasi tindak lanjut berupa penanaman ulang pada titik yang kurang berhasil dan pembuatan struktur sederhana untuk mengurangi gelombang.
(Astri Rozanah Siregar, 18 November 2025)