Badan Semi Otonom ‘LUTUNG’ Forum Studi Primata (FSP), Kelompok Studi Penyu Laut ‘Chelonia’ (KSPL), Marine Conservation Club (MCC) dan Kelompok Studi Ekologi Perairan (KSEP) yang di dukung oleh Program Studi Biologi, Fakultas Biologi dan Pertanian Universitas Nasional (UNAS) dan IKA FABIONA menggelar peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 2025 melalui kegiatan Talkshow dan Pameran Konservasi yang menghadirkan ratusan peserta dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi. Acara ini berlangsung di Exhibition Room UNAS, diikuti secara onsite dan online, dan menjadi momen penting untuk menanamkan kecintaan generasi muda terhadap pelestarian flora dan fauna Indonesia.
Kegiatan ini mengusung tema “Pulihkan Keanekaragaman Hayati, Lestarikan Kehidupan Bumi” dan tagline “Cinta dan Peran Anak Muda dalam Konservasi Puspa dan Satwa”. Melalui talkshow dan pameran, peserta diajak memahami pentingnya menjaga keanekaragaman hayati sebagai penopang ekosistem Indonesia yang kaya namun rentan mengalami degradasi. Narasumber utama adalah Sri Suci Utami Atmoko, Ph.D., dosen Biologi UNAS yang juga alumni FABIONA angkatan 1985, yang juga pakar primatologi, serta para ketua umum setiap BSO yang berbagi pengalaman lapangan terkait konservasi dan di moderatori oleh Dosen Muda Prodi Biologi UNAS yang juga alumni FABIONA 2016 yaitu Silvia Hasan, M.Si.

Dekan Fakultas Biologi dan Pertanian, Dr. Fachruddin Mangunjaya, M.Si., turut memberikan sambutan dan menyampaikan pentingnya kegiatan edukasi konservasi yang melibatkan generasi muda.
Kegiatan berlangsung mulai pukul 08.00-14.00 WIB, dimulai dengan pembukaan, sambutan, foto bersama, talkshow, sesi tanya jawab, hingga pameran hasil kegiatan BSO.
Acara dipusatkan di ruang pameran UNAS, yang pada hari itu dipenuhi poster konservasi, alat monitoring lapangan, dokumentasi kegiatan mahasiswa, dan replika edukatif yang memperlihatkan peran mahasiswa dalam penelitian keanekaragaman hayati.
Indonesia merupakan negara mega-biodiversitas dengan lebih dari 30.000 spesies tumbuhan dan 1.835 spesies burung, namun banyak spesies mengalami ancaman kepunahan akibat hilangnya habitat, polusi, dan perubahan iklim.
HCPSN menjadi momentum penting untuk mengingatkan bahwa melestarikan puspa dan satwa berarti melindungi kehidupan manusia itu sendiri. Kegiatan ini juga bertujuan menumbuhkan kepedulian sejak dini, khususnya bagi siswa dan mahasiswa sebagai generasi penerus.
Talkshow menghadirkan diskusi beragam, mulai dari konservasi primata, kesehatan laut, perlindungan penyu, hingga kualitas perairan. Mahasiswa BSO membagikan pengalaman monitoring satwa, patroli pantai, survei keanekaragaman hayati, hingga analisis kualitas air, memberikan gambaran nyata tantangan dan upaya konservasi di lapangan.

Pameran yang berlangsung hingga siang hari menampilkan alat selam konservasi, dokumentasi pemantauan penyu, aktivitas survei primata, serta hasil riset mahasiswa, sehingga pengunjung dapat melihat langsung bagaimana aksi konservasi dilakukan.
Kegiatan HCPSN 2025 ini menegaskan bahwa gerakan konservasi tidak hanya milik peneliti dan pemerintah, tetapi juga membutuhkan antusiasme generasi muda. Melalui edukasi, partisipasi aktif, dan kolaborasi lintas bidang, diharapkan semakin banyak siswa dan mahasiswa yang tergerak untuk melindungi kekayaan hayati Indonesia.
Dengan semangat “Pulihkan Keanekaragaman Hayati, Lestarikan Kehidupan Bumi”, Prodi Biologi, Fakultas Biologi dan Pertanian UNAS berkomitmen untuk terus menjadi pusat edukasi konservasi yang melahirkan generasi peduli lingkungan dan siap menjaga masa depan bumi. (Astri Rozanah Siregar, 19 November 2025)